Mas Madiyo (1)

Nama resminya di KTP adalah Madiyo. Tetapi pertama saya kenal, dia menuliskannya: Madyo. Itu biasa dalam pencatatan sipil di Jawa/Solo. Nama saya pun aslinya tertulis: Setija. Tetapi ketika ada pemutihan, orang tua mengubahnya menjadi Setya. (Saudara yang lain ada yang memakai versi berbeda: Setyo.)

Dan di medsos, secara resmi Madyo memasukkan nama bapaknya (Tarno Wiyadi) menjadi nama keluarga: Madyo Tarnawiyadi.

Madyo: di tengah

Madyo artinya tengah atau tengah-tengah. Ingat semboyan Ki Hajar Dewantara: Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut wuri handayani. Di depan memberi teladan, di tengah membangun semangat (dan ide-ide), di belakang tetap memberikan dorongan. Itu sudah dilakukan mas Madyo dalam hidupnya.

Mungkin sudah cukup terlatih sehingga dia bisa berada di depan, atau di atas mimbar… tetapi pada dasarnya, dia lebih suka main di tengah. Dia berada di antara orang banyak. Hidup bermasyarakat, hidup berkomunitas. Menikmati kebersamaan, dan di dalamnya memberi semangat. Semangat yang diberikan juga dari semangat yang timbal balik dia nikmati dari kebersamaan komunitas.

If you want to go fast, go alone, if you want to far, go together. Dia telah hidup bersama-sama.

Sak Madyo: sewajarnya saja

Ada frase lain yang terkenal: sak madyo, artinya: secukupnya saja, tidak lebih tidak kurang, tidak berlebihan, sewajarnya saja.

Dari latar belakang pergumulan hidup yang tidak mudah, tetapi Allah memampukan dia bangkit, memberikan kepadanya jalan untuk dilalui, yang akhirnya membawa mas Madyo pada kebangkitan ekonomi.

Tetapi dia tetap hidup sederhana. Dia tidak terganggu dengan penampilan sederhana. Dia juga hemat dalam konsumsi. Orangnya jarang merasa lapar. 😀

Dengan gaya hidup seperti itu, dengan hidup yang tenang, dan dengan hati yang melimpah dengan syukur, dia sanggup memberikan banyak kepada orang lain, baik keluarga atau teman-teman lainnya.

Dan sayangnya, karena dia tidak menyangka akan meninggal secepat itu, dia belum sempat mengatur bagaimana sisa hartanya dimanfaatkan. Tetapi apalah artinya itu. Tuhan yang punya semua isi dunia ini.


Selamat jalan, mas Madyo… Tuhan cukup bagimu. Tuhan telah memberikan kecukupan untuk menjalankan visi yang Dia telah berikan. Dan sekarang kamu telah istirahat dari jerih lelah ini. Sampai berjumpa kembali.

I say to the LORD, “You are the Lord, my only source of well-being.”

Psalm 16:2 (NET) 

Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: “Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini.” “Sungguh,” kata Roh, “supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.”

Wahyu 14:13 (TB)

2 pemikiran pada “Mas Madiyo (1)

Tinggalkan komentar